7.2.07

Akibat Banjir, Lumbung Padi Nusantara Rusak

Selasa sore (6/2), Dua relawan GPII (Harahap Arifuddin & Wyku Yundana) bersama Relawan Nusantara mengelilingi beberapa wilayah korban banjir, khususnya di Rengasdengklok, Karawang. Sambil membawa bantuan bahan makanan dan obat obatan, mereka mendapatkan kesimpulan bahwa masih banyak sekali pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan setelah banjir.
Catatan penting yang diperoleh dua relawan tersebut, kawasan Karawang yang dikenal sebagai "lumbung padi" Indonesia merupakan kawasan yang sangat parah karena lebih 30 desa yang tergenang air. Banjir besar di kawasan Karawang disebabkan oleh tanggul irigasi yang jebol karena tidak mampu menahan debit air.
Disamping kekurangan stok bahan pangan, PR terbesar setelah banjir adalah menjalarnya berbagai berbagai penyakit seperti ISPA, penyakit kulit serta kurangnya pasokan air bersih dan perlunya segera perbaikan sarana dan prasarana.
Sementara itu, Rabu siang (7/2) koordinator Posko GPII di Cipinang melaporkan, untuk sementara posko di Cipinang dinyatakan ditutup karena air sudah mulai surut dan warga mulai masuk ke rumah masing masing. "Untuk sementara posko kami tutup sambil menunggu apa yang dapat kami lakukan lebih lanjut" , kata Gamael Arizona, koordinator Posko Cipinang.
Dari Bekasi, Ketua Posko GPII Peduli di Rawalumbu, Mintaryo Syuaib melaporkan relawan GPII bergabung dengan rombongan Relawan Muhammadiyah untuk memberikan pengobatan gratis di daerah Muaragembong dan Kecamatan Tambelang. "Lokasi ini paling parah dan sangat membutuhkan bahan pangan serta obat obatan", demikian laporan Mintaryo.
Senada dengan Mintaryo, Nawawi yang mengkoordinir Posko GPII PEDULI di kawasan Cikarang menyebutkan bahwa wilayah di pinggiran Jakarta disamping rawan penyakit juga sangat rawan kekurangan pangan. "Disini tidak hanya rumah yang rusak, tapi tanaman padi sebagai sumber penghasilan petani terancam puso. Kita harus berbuat sesuatu", tegasnya melalui telepon ke PP GPII.